Liputan6.com, Jakarta - Seiring meluasnya diaspora Tiongkok di dunia, berkembang pula popularitas pengobatan tradisional dari negara Tirai Bambu tersebut. Namun, praktik tersebut dinilai mengancam kelangsungan hidup empat satwa langka di dunia.
Melansir dari Asia One pada Senin, 14 Oktober 2019, teknik pengobatan tradisional China ini ternyata banyak yang terbukti tidak efektif dan malah mengancam populasi hewan langka. Beberapa produk obat-obatannya menggunakan hewan-hewan langka yang dibeli dari bisnis gelap.
Hewan tersebut diburu lantaran kepercayaan lama para tabib. Empat hewan yang diburu bahkan statusnya kini sudah nyaris punah. Kasus pertama adalah trenggiling.
Hewan bersisik dengan moncong panjang itu dipercaya dapat mengobati semua penyakit dari mulai peradangan, rematik, hingga kanker. Dengan kepercayaan tersebut, trenggiling menjadi salah satu primadona dalam jual beli satwa langka. Pada 2016, diperkirakan satu juta ekor hewan langka diambil dari habitat alami di seluruh Asia dan Afrika untuk dijual di pasar gelap.
Trenggiling banyak dijadikan sasaran pemburu gelap di China dan Vietnam. Baru-baru ini, di Singapura menemukan skala pembunuhan lebih dari 36.000 trenggiling dan pengirimannya bernilai 38,7 juta dolar AS atau Rp545 miliar.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Harimau, Badak, dan Kuda Laut
Satwa langka berikutnya yang menjadi 'korban' mitos pengobatan tradisional Tiongkok adalah harimau. WWF memperkirakan lebih dari 4.000 harimau diburu untuk obat China yang disebut hanya fiksi. Mitos China mengatakan bahwa tulang harimau dapat menyembuhkan penyakit insomnia, malaria, dan meningitis, sedangkan penisnya dipercaya sebagai peningkat kejantanan.
Tulang yang dikatakan dapat menyembuhkan penyakit, efeknya sama seperti dosis aspirin. Sementara, penis harimau yang dijadikan ramuan China bukanlah jaminan untuk kejantanan seseorang.
Satwa langka ketiga adalah badak bercula. Anak muda kelas atas di Vietnam dan Tiongkok suka menambahi minuman mereka dengan bubuk cula badak karena dipercaya dapat meningkatkan kinerja seksual mereka dan menyembuhkan mabuk.
Itu yang membuat lebih dari 500.000 ribu badak diburu. Akibatnya, badak semakin langka, bahkan hanya tersisa tiga badak putih Jawa Sumatera yang saat ini dijaga penuh di Ol Pajeta Conservasy di Kenya.
Terakhir adalah Kuda Laut. Hewan ini masuk daftar hewan terancam punas di CITES. Kuda laut banyak dikeringkan dan disajikan sebagai teh yang dipercaya dapat menyembuhkan asma, ejakulasi dini, masalah kemih, dan disfungsi ereksi pria. Ada banyak obat yang bisa dijadikan alternatif lain dari penyakit tersebut, bahkan harganya lebih murah, daripada harus mengeringkan 37 juta kuda laut untuk dijadikan ramuan tradisional tersebut. (Ossid Duha Jussas Salma)
Saksikan video pilihan di bawah ini:
October 18, 2019 at 07:04AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2BlK1Wb
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment