Wednesday, November 27, 2019

Twitter Bakal Bersih-Bersih Akun yang Sudah Tidak Aktif

Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengumumkan akan menghapus akun-akun yang dianggap sudah tidak aktif lagi di situs microblogging tersebut. Rencananya, penghapusan ini mulai dilakukan bulan depan.

Dikutip dari Engadget, Kamis (28/11/2019), Twitter akan memulai proses penghapusan pada 11 Desember. Proses ini akan membutuhkan waktu beberapa bulan, sehingga tidak seluruh akun akan langsung hilang.

Adapun definisi akun tidak aktif dalam hal ini adalah akun yang tidak login selama enam bulan berturut-turut. Pengguna yang masih login, meski tidak menuliskan twit apa pun, tidak akan terpengaruh kebijakan ini.

Menurut Twitter, pembersihan akun ini merupakan upaya menghadirkan informasi lebih kredibel dan akurat, terutama dari akun-akun tepercaya. 

Selain itu, Twitter ingin mempersulit akun propaganda atau porno membajak akun tidak aktif untuk menyebarkan spam. Namun sebelumnya, Twitter akan mengirimkan notifikasi pada akun yang akan dihapus. 

Kendati akan menghapus sejumlah akun, Twitter masih memikirkan cara mengenang sejumlah akun yang ditinggalkan pemiliknya karena meninggal atau akun berpengaruh tetapi telah lama absen di platform itu 

Di sisi lain, penghapusan ini dapat membuka kesempatan bagi pengguna Twitter yang ingin mengganti nama akunnnya. Sebab, besar kemungkinan akan tersedia lebih banyak nama akun tersedia usai penghapusan ini.

2 dari 3 halaman

Minta Masukan Warganet, Twitter Siapkan Kebijakan soal Deepfake

Sebelumnya, Twitter juga dilaporkan sedang menyiapkan kebijakan baru untuk mengatasi media sintesis dan dimanipulasi atau deepfake. Sebelum kebijakan baru diberlakukan, Twitter meminta masukan publik melalui sebuah survei dan twit.

Dikutip dari blog Twitter, Rabu (13/11/2019), Twitter menyiapkan tiga opsi terhadap konten yang dinilai dengan sengaja mencoba menyesatkan atau membingungkan orang. Opsi pertama, Twitter akan memberikan pemberitahuan di sebelah twit yang dinilai deepfake.

Opsi kedua, memperingatkan orang-orang sebelum mereka membagikan atau menyukai twit semacam itu. Opsi ketiga, menambahkan tautan, misalnya, ke artikel berita atau Twitter Moment, agar orang-orang bisa mengetahui penyebab konten tersebut dianggap telah dimanipulasi.

"Selain itu, jika sebuah twit berisi media sintesis atau yang dimanipulasi telah menyesatkan, dan dapat mengancam keselamatan fisik seseorang, atau menyebabkan bahaya serius lain, kami dapat menghapusnya," jelas VP Trust and Safety Twitter, Del Harvey.

3 dari 3 halaman

Gambaran Konten

Twitter memberikan gambaran soal konten yang dianggap sebagai media sintesis dan dimanipulasi. Menurut Harvey, aturan Twitter, layanan, dan fitur-fitur Twitter selalu berkembang berdasarkan perilaku baru yang dilihat pengguna di internet.

Twitter, kata Harvey, secara rutin berkonsultasi dengan para ahli dan peneliti untuk membantu perusahaan memahami masalah baru seperti media sintesis dan dimanipulasi.

Berdasarkan hal itu, Twitter pun mendefinisikan media sintesis dan dimanipulasi sebagai foto, audio, atau video apa pun yang telah diubah secara signifikan, atau dibuat dengan tujuan menyesatkan orang, atau mengubah makna aslinya.

"Hal tersebut (media yang dimanipulasi) kadang disebut sebagai deepfake atau shallowfake," tulis Harvey.

(Dam/Why)

Let's block ads! (Why?)



November 28, 2019 at 08:00AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2KYZdhh
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment