Thursday, September 26, 2019

Harga Emas Menguat Usai Turun Tajam

Liputan6.com, New York - Harga emas dunia menguat setelah sempat turun hampir 2 persen pada sesi sebelumnya, yang memicu minat beli. Kenaikan harga tetap terjadi di tengah penguatan Dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir laman Reuters,Jumat (27/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.507,87 per ounce. Sementara harga emas berjangka menguat 0,2 persen menjadi USD 1.515,20.

"Kami melihat peningkatan volume dalam dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) untuk memposisikan emas pada aksi jual. Ini menunjukkan bahwa penurunan mendorong pembelian oleh investor," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Sebagai bukti sentimen investor dalam emas, kepemilikan SPDR Gold Trust, melonjak menjadi 924,94 ton pada hari Rabu, naik 1,8 persen dari hari sebelumnya.

Namun, seakan menolak daya tarik emas, Dolar AS menguat menuju puncak tertingginya dalam tiga minggu dipengaruhi ketidakpastian politik di Amerika Serikat.

Kondisi ini seiring penyelidikan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump yang mendorong para investor mencari investasi yang aman.

Komite Intelijen AS merilis versi yang tidak diklasifikasikan dari laporan whistleblower yang menuduh bahwa Trump menggunakan kantornya untuk meminta campur tangan dalam pemilihan presiden 2020 dari negara asing

Perkembangan baru terkait dengan Ukraina, mendorong indeks saham AS dan yield Treasury turun, mengimbangi sinyal perdagangan positif dari China.

2 dari 2 halaman

Harga Logam Lainnya

Sebelumnya, Beijing mengatakan bersiap untuk membuat kemajuan pembicaraan perdagangan dengan AS pada bulan Oktober.

"Data ekonomi global yang melemah dan risiko politik harus menjaga stimulus kuat dari Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa dan Bank Rakyat China," ujar Analis Pasar Senior di OANDA, Edward Moya, dalam sebuah catatan.

Dia menuturkan jika setelah periode konsolidasi berakhir, harga emas bisa mencapai level USD 1.600 per ounce.

Investasi bisnis AS mengalami kontraksi lebih tajam dari yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal kedua dan pertumbuhan laba perusahaan dilaporkan tidak berubah. Ini memberikan bayangan pada ekonomi yang sedang dibuntuti oleh kekhawatiran pasar keuangan akan resesi.

"Kami terus berpendapat bahwa sinyal pertumbuhan global masih melemah dan pertanyaannya adalah apakah akan masuk ke Amerika Serikat dan mendorong Fed untuk menurunkan suku bunga lebih agresif daripada yang diantisipasi pasar saat ini," kata TD Securities Ghali.

Emas cenderung dipengaruhi ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, yang mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion.

Sementara harga logam lainnya, harga perak tergelincir 0,2 persen menjadi USD 17,87 per ounce. Harga platinum naik 1,1 persen menjadi USD 935,23 dan paladium naik 1,7 persen menjadi USD 1.670,54 per ounce.

Let's block ads! (Why?)



September 27, 2019 at 07:32AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2n7fO9e
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment