Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) telah menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia dengan kepemilikan sahan 51,23 persen. Meski begitu, tambang tembaga Grasberg di Papua, tetap diopertori Freeport McMoran.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tambang bawah tanah Papua yang sedang dikembangkan Freeport sepanjang 700 kilometer (km) terumit di dunia. Sebab itu pengoperasianya masih diserahkan Freeport.
"Operatornya siapa. Ini tambang terumit di dunia. Pak Tony dan Pak Richard sudah gali 700 km dan akan tambah," kata Budi, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Menurut Budi, Freeport McMorant merupakan operator tambang bawah tanah terbesar di dunia. Sebab itu Indonesia perlu belajar untuk mengelola tambang tembaga bawah tanah di Papua tersebut. Dia menyatakan, hal tersebut bukan berarti teknisi Indonesia tidak mampu mengolanya.
"kita perlu belajar dan Freeport McMoran The best operator for underground mining. Ini kesempatan besar untuk besar sehingga putra putri Indonesia bisa belajar," tuturnya.
Resminya pengalihan saham tersebut ditandai dengan proses pembayaran dan terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus Operasi Produksi (IUPK), sebagai pengganti Kontrak Karya (KK) PTFI yang telah berjalan sejak 1967 dan diperbaharui pada 1991 dengan masa berlaku hingga 2021.
Dengan terbitnya IUPK ini, maka PTFI akan mendapatkan kepastian hukum dan kepastian berusaha, dengan mengantongi perpanjangan masa operasi 2 x 10 tahun hingga 2041, serta mendapatkan jaminan fiskal dan regulasi. PTFI juga akan membangun pabrik peleburan (smelter) dalam jangka waktu lima tahun.
December 21, 2018 at 07:50PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2S95Kay
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment