Tuesday, December 11, 2018

Stasiun Pengecasan Baterai untuk Umum Berisiko Diretas?

Liputan6.com, Jakarta Era kendaraan listrik di depan mata. Bahkan di Indonesia, pemerintah telah meliriknya, termasuk dikembangkannya stasiun pengecasan baterai untuk umum sebagai fasilitas pendukung.

Namun bicara mengenai public charging, Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia, Jodie O'tania menyatakan, seharunya setiap negara mengeluarkan standar sebagai bentuk perlindungan keamanan dan kenyamanan.

“Karena pada saat dilakukan pengisian listrik, itu ada pertukaran data antara kendaraan dengan publick charging. Dan juga harus terjamin keamanan datanya atau ada kemungkinan untuk bisa di-hack karena memang itu kan ada koneksi antara kendaraan dengan public charging, jadi itu juga harus dipikirkan,” ungkap Jodie saat ditemui wartawan SPLU GES, di SPBU COCO Pertamina 31.129.02 di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (11/12/2018).

Kata Jodie, potensi kendaran diretas bisa saja terjadi, karena adanya koneksi  pada charging station yang sifatnya eksternal pada kendaraan listrik.

Dia juga menyarankan, ada baiknya standar untuk koneksi atau colokan di setiap SPLU di Indonesia memiliki tipe yang sama. Sebab, untuk kendaraan listrik setiap standar charging biasanya memiliki colokan dengan istilah tipe, yakni tipe satu, dua, dan combo.

“Apabila satu tempat ada beberapa tipe, itu kan membuat konsumen tidak nyaman, mana yang sesuai dengan kendaraannya. Seharusnya diadopsi satu yang memang paling sesuai dengan pelanggan di Indonesia,” ucapnya.

Jodie tak menampik, jika menyoal secara industri otomotif global, kemungkinan peretasan bisa saja terjadi. Namun untuk pasar Indonesia, mungkin hal tersebut belum, karena ekosistemnya baru dimulai.

Let's block ads! (Why?)



December 11, 2018 at 07:17PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2C4LYHC
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment