Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia mengaku optimistis kinerja keuangannya di akhir 2018 positif. Hal ini dikarenakan strategi bisnis yang dilakukan perusahaan berjalan lancar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menargetkan laba Rp 1 triliun sebelum pajak pada tahun 2019 nanti.
"Penopangnya adalah kinerja anak usaha kita yang terus meningkat, seperti kinerja PT GMF AeroAsia Tbk, PT Citilink Indonesia, PT Aero Wisata, serta lini bisnis kami lainnya," kata Ari Askhara di Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Perusahaan juga telah menjalankan komitmen strategi bisnis berkelanjutan perseroan bertajuk 'Quick Wins Priorities yang memfokuskan pengembangan lini bisnis pada Corporate Culture transformation, Enhancement Revenue, serta redefine cost structure based on shared service organization.
"Target capaian profit perseroan tersebut akan kami akselerasikan melalui sejumlah langkah aksi perseroan dalam mengembangkan segmen bisnis pendukung bersama mitra kerjasama strategis dalam pengembangan sektor industri manufaktur seperti ban vulkanisir pesawat pertama di Indonesia yang nantinya akan dijajaki bersama anak usaha GMF Aero Asia,” urainya.
Melalui layanan kargo udara, Garuda Indonesia tengah menjajaki pengoperasian pesawat kargo (cargo freighter) yang akan menunjang akselerasi bisnis kargo udara perseroan.
Melalui lini usaha kargo udara, perseroan turut memperkenalkan konsep layanan pusat logistik berikat yang terdiri dari 2 hub kargo nasional di Jakarta yang difungsikan sebagai pusat berikat distribusi kargo udara dan kargo e-commerce.
Sedangkan, hub kargo nasional di Denpasar pengelolaan ekspor dan impor marine product, serta transhipment e-commerce.
December 21, 2018 at 07:23PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2GB6Uu4
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment