5. Gemar Menulis dan Surat Menyurat
Setelah berhenti sekolah, Kartini menghabiskan waktunya dengan kegiatan surat menyurat. Meskipun berada di rumah, Kartini aktif mengembangkan pengetahuannya dalam berbahasa Belanda dengan menulis surat untuk temannya yang berada di Eropa.
Lewat surat-suratnya, Ia membagikan ceritanya mengenai keadaan masyarakat di daerahnya kala itu kepada teman-temannya, tentang bagaimana perempuan dilarang untuk mengenyam pendidikan.
6. Surat-surat Kartini Dibukukan dan Diterjemahkan Dalam Beberapa Bahasa
Surat-surat Kartini berhasil dikumpulkan dan dibukukan oleh J.H. Abendanon, dengan judul Door Duisternis tot Licht. Selanjutnya, buku ini diterjemahkan dalam bahasa Melayu oleh Armin Pane dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Sementara itu, Agnes Louise Symmers juga menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris dengan judul "Letters of A Javanese Princess".
7. Menikah dengan Pria 26 Tahun Lebih Tua
Pada usianya yang ke 24, Kartini dipaksa menikah dengan seorang bupati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat, yang berusia 26 tahun lebih tua dari Kartini.
Ditambah lagi, Raden Adipati Joyodiningrat telah memiliki 3 istri dan 12 anak. Hal itu menyebabkan R.A Kartini menolak tawaran beasiswa sekolah di luar negeri yang sudah lama ia dambakan.
8. Mendirikan Sekolah Khusus Perempuan
Dengan izin suaminya, pada tahun 1903, Kartini mendirikan sekolah khusus perempuan. Dengan bantuan pemerintah Belanda, Kartini mendirikan sekolah khusus perempuan tanpa memandang status keluarga.
April 18, 2019 at 08:50PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2GmWQBB
via IFTTT
Mari segera bergabung dengan kami.....
ReplyDeletedi AjoKartu.com^^online 24 jam.
segera di add black.berry pin 58CD292C.
WwW.Ajokartu.com | bonus rollingan 0,3% | bonus referral 20% | minimal deposit 15000