Mengenai mesin pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani menuturkan, akomposisi agregat demand tentu masih tetap konsumsi, ada di sekitar 5,2 persen.
Kemudian investasi diharapkan tumbuh. Namun diungkapkannya, kalau untukmendekati 5,6 persen pertumbuhan ekonomi kita berharap growth dari investasi mendekati 7,5 persen, sementara ekspor juga diharapkan tetap memiliki momentum tumbuh di sekitar 7 persen juga, dan impor tetap kita jaga pada pertumbuhan sekitar 6 persen.
"Itu semuanya adalah komposisi agregat demand-nya. Tapi sisi suplainya mungkin kita akan lihat lagi dari sisi produktivitas masing-masing sektor, apakah pertanian, terutama manufaktur yang selama ini kita harapkan untuk bisa tumbuh di atas yang selama ini hanya sekitar 4-5 persen, kita harapkan bisa tumbuh tinggi," Sri Mulyani menambahkan.
Mengenai pemangkasan belanja barang, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebetulnya yang Presiden inginkan adalah baseline kita menggunakan tahun 2015, yang waktu itu sebenarnya sudah naik cukup Rp 233 triliun untuk belanja barangnya. Sementara. sekarang ini belanja barang bisa mencapai Rp 290 triliun.
"Jadi nanti kita akan lihat space ini pasti dialihkan oleh Bapak Presiden dan Wapres untuk lebih banyak menunjang anggaran belanja modal. Kapasitas dari Menteri PUPR, Menteri Perhubungan, Menteri Energi di dalam rangka untuk membelanjakan hal itu,” terang Sri Mulyani.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
April 23, 2019 at 04:44PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2GzG2Y6
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment