Monday, April 1, 2019

Jurus BI Genjot Pertumbuhan Kredit

Sebelumnya, Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto menyebutkan prospek ekonomi Indonesia 2019 diperkirakan tetap baik dengan stabilitas terjaga. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan berada pada kisaran 5,0-5,4 persen pada 2019.

Namun demikian, Ryan menegaskan ada beberapa risiko yang harus dihadapi oleh Indonesia. Baik berasal dari eksternal maupun domestik.

Risiko eksternal di antaranya adalah ekonomi global dan volume perdagangan yang semakin melambat, ketegangan perdagangan yang berlanjut, geopolitikal terutama ketidakpastian Brexit dan harga komoditas yang turun.

"Perlambatan ekonomi global, perang dagang belum selesai dan perlambatan ekonomi China. Kombisani ini membuat kita hadapi risiko secara terbuka," kata dia dalam acara pelatihan wartawan Bank Indonesia, di Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).

Kemudian, risiko dari sisi internal atau domestik adalah kondisi defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD). Kendati demikian, dia optimistis target pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tercapai pada 2019.

"Kami optimis pertumbuhan ekonomi kita bisa di atas 5 persen, feeling saya 5,2 persen," ujar dia.

Sementara itu, inflasi dipastikan tetap terkendali dalam kisaran  3,5 persen plus minus satu persen. Kredit perbankan akan tumbuh mendekati batas 10-12  persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh dalam kisaran 8 - 10 persen.

"Sinergi kebijakan untuk memperkuat ekspor, kinerja sektor pariwisata, dan mengendalikan impor akan berdampak pada defisit CAD 2019 menuju 2,5 persen terhadap PDB," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Memerlukan entrepreneur yang makin banyak

Let's block ads! (Why?)



April 01, 2019 at 05:07PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2OByfNe
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment