Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen eksternal terutama ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang meningkat menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 14 Mei 2019, IHSG merosot 79,12 poin atau 1,29 persen ke posisi 6.056,27. Level tersebut terendah sejak 30 November 2018. Indeks saham LQ45 melemah 1,49 persen ke posisi 946,58. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 261 saham melemah sehingga menekan laju IHSG. 120 saham diam di tempat dan 89 saham menguat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.090,69 dan terendah 6.033,61.
Total frekuensi perdagangan saham 240.340 kali dengan volume perdagangan 9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4 triliun. Investor asing beli saham Rp 496,69 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.450.
10 sektor saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sektor saham industri dasar susut 2,42 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor manufaktur merosot 1,63 persen dan sektor saham pertanian turun 1,51 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan di tengah tekanan IHSG antara lain saham POSA naik 24,68 persen ke posisi Rp 394 per saham, saham APEX naik 21,64 persen ke posisi Rp 815 per saham, dan saham FIRE mendaki 19,71 persen ke posisi Rp 8.200 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham VINS merosot 18,75 persen ke posisi Rp 104 per saham, saham KBLV terpangkas 16,28 persen ke posisi Rp 360 per saham, dan saham TBIG susut 9,19 persen ke posisi Rp 3.260 per saham.
May 14, 2019 at 03:02PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/30aDnNA
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment